PENGARUH MORAL REASONING, SKEPTISISME PROFESIONAL AUDITOR DAN PENGALAMAN KERJA AUDITOR TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN

Kecurangan (fraud) yang sering tampak pada kalangan tiap perusahaan demi kepentingan perusahaan sendiri. Sebenarnya kecurangan (fraud) dapat dilakukan oleh seseorang baik secara sengaja maupun dengan tidak sengaja tergantung bagaimana tindakan yang dilakukannya. Kejadian yang tidak sengaja biasa terjadi dikarenakan adanya perubahan standar tetapi dikarenakan perusahaan telah nyaman dengan standar sebelumnya maka terdapat perbedaan yang seharusnya tidak patut karena tidak sesuai standar yang berlaku terbaru. Tetapi kecurangan yang dilakukan dengan sengaja, maka dapat terjadi baik dari personal seseorang maupun dari organisasi tempatnya bekerja. Dalam hal tersebut peran auditor sangat penting apabila tidak ada kontribusi dari auditor, kemampuan seorang auditor mendeteksi kecurangan adalah kualitas diri seorang auditor dalam menjelaskan kekurangwajaran laporan keuangan yang disajikan perusahaan dengan mengidentifikasi dan membuktikan kecurangan (fraud) tersebut. Penelitian ini untuk menguji pengaruh moral reasoning, skeptisisme profesional auditor, dan pengalaman kerja auditor terhadap kemampuan auditor terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan pada di BPK RI Perwakilan D.I Yogyakarta dengan sampel yang digunakan sebanyak 40 auditor. Penelitian ini menggunakan data primer dengan metode pengumpulan data berupa kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi linier berganda Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa moral reasoning, skeptisisme profesional auditor tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan laporan dan pengalaman kerja auditor yang memiliki pengaruh positif terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan laporan keuangan.