ANALISIS PENGARUH KEMAMPUAN KERJA, KOMUNIKASI, DAN KONFLIK KERJA KELUARGA TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU

Pendidikan adalah salah satu kunci awal yang akan membawa kesuksesan suatu bangsa. Sebagai tenaga pendidik yang profesional seorang guru harus memiliki tanggung jawab pribadi, sosial, moral, spiritual dan intelektual. Maka dari itu seorang guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidik, memiliki kemampuan dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan juga sehat secara jasmani dan rohani. Penelitian ini dilakukan pada para tenaga pendidik atau guru sekolah dasar dan menengah.Penelitian ini digunakan statistik inferensial. Model outer dilakukan dengan uji kualitas instrumen raw data menggunakan uji reliabilitas dengan metode Cronbah’s Alfa dan Composite Reliability 0.7 sementara untuk uji validitas menggunakan validitas konvergen dan validitas diskriminanat, dimana validitas konvergen dengan outer loading faktor 0.70 dan Validitas Diskriminant dengan Average Variable extrac (AVE) 0.50. Inner model dengan melihat Goodness-of-fit. Untuk menghasilkan ouput penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis Struktural Equation Modeling (SEM), dengan software SmartPLS versi 3Kemampuan kerja memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Artinya semakin tinggi kemampuan kerja seorang guru maka nilai kepuasan kerja akan cenderung menurun. Komunikasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Yang mana artinya dengan adanya komunikasi yang baik antar sesama guru memberikan pengaruh dominan terhadap kepuasan kerja. Konflik kerja-keluarga memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini berarti semakin tinggi konflik kerja-keluarga maka akan semakin rendah pula nilai kepuasan guru Dari kesimpulan hasil penelitian ini maka saran yang dapat diberikan penulis adalah diharap kepada para pemimpin atau kepala sekolah untuk tidak terlalu sering memberikan pekerjaan sampai dengan lembur kepada para guru atau karyawan karena hal tersebut salah satu pemicu konflik kerja-kelurga yang mana jika konflik kerja-keluarga tinggi maka tingkat kepuasan seorang guru terhadap pekerjaan itu sendiri akan cenderung menurun.