PERSEPSI BUDAYA PEMANDU WISATA TERHADAP WISATAWAN KOREA SELATAN (Studi Deskriptif Kualitatif Persepsi Budaya Pemandu Wisata Terhadap Wisatawan Korea Selatan di Jogjakarta)

Jogjakarta merupakan kota budaya dan pariwisata sehingga banyaknya minat
wisatawan yang datang untuk melakukan perjalanan wisata terutama wisatawan
mancanegara salah satunya wisatawan Korea Selatan yang ditemani oleh seorang
pemandu wisata dan pertemuan ini merupakan salah satu bentuk proses
komunikasi antarbudaya.Dengan perbedaan latar belakang budaya menimbulkan
sebuah persepsi dan hambatan komunikasi yang hadapi secara khusus terhadap
seseorang yang memiliki latar belakang serta bahasa yang berbeda, seperti yang
terjadi pada seorang pemandu wisata dan wisatawan Korea selatan di
Jogjakakarta. Dimana seorang pemandu memiliki persepsi mengenai budaya
Korea selatan yang diperoleh melalui sesuatu yang ditangkap melalui alat indra
serta pengalaman serta kejadian yang dijadikan sebuah pengetahuan tentang
budaya Korea selatan melalui wisatawan Korea selatan yang telah dihadapi.
Pada penelitian ini peneliti menfokuskan pembahasan tentang budaya Korea
selatan serta hambatan komunikasi yang dihadapi oleh pemandu wisata ketika
berhadapan dengan wisatawan Korea selatan dengan menggunakan metode
penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan menceritakan hasil penelitian dan
teknik pengumpulan.sehingga pada penelitian mengenai persepsi dan hambatan
komunikasi pemandu wisata dan wisatawan korea selatan menghasilkan sebuah
kesimpulan bahwa persepsi yang muncul dari pemandu wisata terhadap
wisatawan Korea selatan yaitu, persepsi terhadap penampilan , kebersihan yang
merupakan dari kepercayaan, nilai sopan santun serta penghormatan terhadap
orang tua, sistem kepercayaan yang merupakan nilai kehidupan serta budaya
individualis dan kolektivitas serta hambatan komunikasi verbal dan non verbal
yang dihadapi oleh pemandu wisata meliputi bahasa yang bukan merupakan
bahasa ibu, logat bahasa korea yang berbeda, istilah dalam bahasa korea serta
hambatan fisik yang terjadi ketika berinteraksi.
Kata kunci : Komunikasi antarbudaya, pemandu wisata,, Persepsi, hambatan
komunikasi