Implementasi Forward Chaining Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Gangguan Neurosis Cemas

Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah yang memerlukan perhatian yang serius dari seluruh jajaran sektor pemerintahan, serta perhatian dari seluruh masyarakat. Beban penyakit penyakit jiwa di Tanah Air masih cukup besar. Di Indonesia, data Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedes) tahun 2013 dikombinasi dengan data rutin dari Pusdatin menunjukkan, gejala depresi dan kecemasan sudah diidap orang Indonesia sejak usia 15 tahun, dengan persentase depresi mencapai 6 persen atau sekitar 140 juta orang. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan, dibuat suatu sistem pakar untuk mendiagnosa suatu gangguan terkait kecemasan, dengan tujuan digunakan untuk membantu pasien dalam mengatasi permasalahan yang mengacu pada gangguan neurosis cemas. Metode yang digunakan dalam sistem ini adalah Forward Chaining, metode dengan teknik pelacakan kedepan, dimulai dengan informasi yang ada lalu penggabungan rule untuk menghasilkan kesimpulan. Bila ada fakta yang cocok dengan bagian IF, maka rule tersebut dieksekusi lalu sebuah fakta baru (bagian THEN) ditambahkan kedalam database. Pencocokkan berhenti, bila tidak ada lagi rule yang bisa dieksekusi. Data uji yang digunakan adalah data catatan rekam medis yang diperoleh dari RS Jiwa Grhasia DIY. Data yang telah didapat kemudian dimasukkan kedalam sistem, diantaranya adalah data gejala-gejala yang dialami oleh pasien lalu sistem memproses data yang telah dimasukkan sesuai dengan metode yang digunakan, tahap terakhir yaitu proses keluaran yaitu hasil diagnosa.Berdasarkan hasil pengujian sistem pakar diagnosa gangguan neurosis cemas menggunakan forward chaining, dengan data yang diperoleh dari pakar bahwa sistem memiliki unjuk kerja mencapai 88% berhasil dan 12% gagal dari pengujian terhadap 25 data kasus dengan rincian 22 data pengujian berhasil dan 3 data pengujian tidak berhasil.
.
Kata kunci: Kecemasan, Sistem Pakar, Forward Chaining, Neurosis, Kecerdasan Buatan..