Analisis Akuntansi Tanaman Belum Menghasilkan & Tanaman Menghasilkan Di Industri Perkebunan Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara VI

PSAK 69 Agrikultur disahkan dan mulai efektif per 1 Januari 2018. Tanggal mulai efektif per 1 Januari 2018 belum sepenuhnya wajib untuk semua perusahaan perkebunan, akibatnya belum semua perusahaan perkebunan menerapkannya. Khusus untuk PT Perkebunan Nusantara memiliki Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan dalam pencatatan akuntansinya. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan perlakuan akuntansi khusus aset biologis yang ada di PT Perkebunan Nusanntara VI dan dibandingkan dengan PSAK 69 Agrikultur. Data diperoleh dengan cara mendokumentasikan laporan keuangan PT Perkebunan Nusantara VI dan dianalisis mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset biologis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan menggunakan Pedoman Akuntansi BUMN Perkebunan sebagai pedoman pencatatan akuntansi aset biologis. Jika dibandingkan dengan PSAK 69 terdapat perbedaan perlakuan akuntansi dalam hal pengukuran, penyajian dan pengungkapan aset biologis. Perusahaan mengukur aset biologis berdasarkan harga perolehan dan PSAK 69 Agrikultur menggunakan nilai wajar, perusahaan penyajikan aset biologis menjadi aset tak lancar dan disusutkan sedangkan PSAK 69 Agrikultur tidak menyebutkan aturan terkait penyajian dengan jelas. Perusahaan mengungkapkan hal-hal terkait aset tal berwujud dan penyusutannya sedangkan PSAK 69 menggungkapan perubahan nilai wajar dan keuntungan yang diperoleh dari aset biologis.