LAPORAN PENELITIAN TERAPAN : ANALISIS KESULITAN GURU DALAM MELAKSANAKAN KURIKULUM 2013 (K-13) (Penelitian Studi Kasus Multisitus di sekolah menengah di Seyegan, Sedayu dan Kota Yogyakarta)

Penelitian ini secara umum bertujuan menganalisis kesulitan para guru bahasa Inggris
di SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMA (Sekolah Menengah Atas) yang memiliki
MoU (Memorandum of Understanding) dengan FKIP Universitas Mercu Buana Yogyakarta
di Wilayah Kabupaten Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta dalam mengimplementasikan K-
13. Target khusus penelitian ini adalah mengumpulkan dan menganalisis data menyangkut:
(1) pemahaman guru terhadap muatan K-13; (2) permasalahan guru dalam menerapkan K-
13; dan (3) hasil analisis terkait praktik pembelajaran dan evaluasinya bahasa Inggris di SMP
dan SMA sasaran.
Jenis penelitian ini adalah Studi Kasus Multisitus (Multisites Case Study) dan
dilakukan selama 10 bulan dengan melibatkan 20 orang guru bahasa Inggris SMP dan SMA
di wilayah Bantul, Sleman dan Kota Yogyakarta yang telah menerapkan K-13. Studi Kasus
Multisitus (SKM) adalah pendekatan penelitian untuk menjawab permasalahan pendidikan
secara komprehensif dengan melibatkan subyek penelitian terbatas, sesuai dengan kasus yang
dikaji. Data penelitian ini berupa data primer atau data kualitatif (berupa hasil wawancara
dengan guru) dan data sekunder atau data kuantitatif (berbagai dokumentasi administrasi guru
yang tersedia) dan hasil observasi langsung. Perolehan data penelitian ini kemudian dianalisis
sesuai dengan jenis data masing-masing, yaitu sebagai berikut. Hasil in-depth open-ended
interview dianalisis menggunakan formula Aiken’s V, sedangkan data sekunder dianalisis
menggunakan content analysis model McDonough & McDonough dan Likert Scale.
Hasil analisis perolehan data adalah seperti berikut. Pertama, sebagian besar guru
belum memahami sepenuhnya dalam menerapkan K-13, terutama dalam mengaitkan nilainilai sikap moral ke dalam materi pembelajaran. Kedua, pengadaan materi ajar secara
terstandar yang sesuai dengan kebutuhan dan 9 aspek pola penyempurnaan pendidikan belum
dilakukan secara konsisten terutama pada aspek pembelajaran interaktif, saintifik,
penggunaan materi aktual otentik, penggunaan multimedia, dan mendorong siswa berpikir
kritis. Ketiga, sebagian besar guru belum mengembangkan perangkat administrasi silabus,
RPP, materi ajar secara mandiri dan masih tergantung menggunakan administrasi dari sumber
lain. Keempat, perihal penilaian hasil belajar peserta didik, sebagian besar guru sudah
menggunakan sistem penilaian portofolio terutama untuk menentukan nilai akhir.