Kematangan Emosi Pada Remaja Akhir Yang Hidup Dalam Keluarga Broken Home

Penelitian ini membahas tentang kematangan emosi pada remaja akhir yang mengalami broken home. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Dampak dari keluarga broken home terhadap kematangan emosi remaja, yang mengacu pada teori Walgito (2010) yang mengungkapkan bahwa kematangan emosi terdiri dari dimensi penerimaan diri dan orang lain, tidak impulsif, kontrol emosi, objektif, dan bertanggung jawab. Peneliti juga menggunakan aspek-aspek kematangan emosi dari Walgito (2010) untuk sebagai acuan dalam penelitian ini serta melihat faktor – faktor yang mempengaruhi kematangan emosi pada subjek penelitian. Penelitian ini melibatkan satu partisipan yang mengalami broken home karena perpisahan kedua orang tuanya yang bertempat tinggal di salah satu desa yang berada di provinsi Sulawesi Tengah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan study kasus dan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan data berupa wawancara semi terstruktur dan observasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipan memiliki kematangan emosi yang baik walaupun tidak sepenuhnya matang karena masih sulit dalam mengontrol emosinya.