Hubungan Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional Dan Masa Kerja Dengan Employee Engagement Pada Dinas Perhubungan Provinsi Bali

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dan masa kerja dengan employee engagement pada Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Hipotesis yang diajukan ada 2 yaitu, 1). terdapat hubungan positif antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dengan employee engagement pada dinas perhubungan, 2). terdapat hubungan positif antara masa kerja dengan employee engagement pada dinas perhubungan. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 66 orang yang memiliki karakteristik karyawan tetap Dinas Perhubungan Provinsi Bali atau karyawan kontrak Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Cara pemilihan subjek adalah dengan simple random sampling. Pengambilan data penelitian menggunakan skala Persepsi Gaya Kepemimpinan Transformasional dan skala Employee engagement. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelaso product moment dari Karl Pearson. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil korelasi antara persepsi gaya kepemimpinan transformasinal dengan employee engagement menunjukkan koefisien korelasi (rxy) = 0,476 dan p = 0,000 yang berarti ada hubungan positif antara persepsi gaya kepemimpinan transformasional dengan employee engagement pada Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Hasil analisis antara masa kerja dan employee engagement menunjukkan koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,228 dan p = 0,033. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara masa kerja dengan employee engagement pada Dinas Perhubungan Provinsi Bali. Diterimanya hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan koefisien determinasi persepsi gaya kepemimpinan transformasional (R²) = 0,227 artinya variabel persepsi gaya kepemimpinan transformasional memberikan sumbangan 22,7% terhadap employee engagement karyawan. Selanjutnya koefisien determinasi masa kerja menunjukkan hasil (R²) = 0,052 yang berarti bahwa variabel masa kerja memberikan sumbangan 5,2% terhadap employee engagement dan sisanya 72,1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Faktor-faktor lain tersebut seperti lingkungan kerja, hubungan tim dan rekan kerja, pelatihan dan pengembangan karir, kompensasi, kebijakan, prosedur, struktur dan sistem instansi, dan kesejahteraan di tempat kerja serta job resources.