Hubungan Antara Berpikir Positif Dengan Kesepian Pada Mahasiswa Rantau Di Yogyakarta

Yogyakarta merupakan salah satu propinsi yang menjadi tujuan pendidikan. Pada mahasiswa yang merantau akan mengalami masalah ketidaknyamanan terhadap lingkungan barunya yang akan mempengaruhi fisik maupun emosional sebagai reaksi ketika berpindah dan hidup dengan lingkungan baru. Tuntutan di lingkungan baru dapat menimbulkan perasaan kesepian karena berpisah dengan orang tua, keluarga, dan rekan – rekannya. Kesepian dirasakan karena belum terbentuk keintiman baru sehingga mengakibatkan mahasiswa tidak mempunyai hubungan personal yang sangat dekat. Kecenderungan berpikir seseorang dapat mempengaruhi terhadap penyesuaian kehidupan psikisnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara berpikir positif dengan kesepian pada mahasiswa rantau di Yogyakarta. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kesepian pada mahasiswa rantau di Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa rantau di Yogyakarta. Data penelitian ini dikumpulkan dengan Skala Berpikir Positif dan Skala Kesepian. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi product moment dari Pearson yang diolah menggunakan SPSS v20. Hasil penelitian ini yaitu terdapat hubungan yang negatif antara berpikir positif dengan kesepian pada mahasiswa rantau dengan r = - 0,691 dan p < 0,050. semakin tinggi tingkat berpikir positif maka semakin rendah tingkat kesepian yang dialami mahasiswa rantau. sebaliknya, semakin rendah tingkat berpikir positif maka semakin tinggi tingkat kesepian yang dialami mahasiswa.