ANALISIS POTENSI WILAYAH DI PESISIR PANTAI UNTUK PENGEMBANGAN TERNAK DOMBA DI KECAMATAN AMBAL KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS POTENSI WILAYAH DI PESISIR PANTAI UNTUK
PENGEMBANGAN TERNAK DOMBA DI KECAMATAN AMBAL
KABUPATEN KEBUMEN
Oleh :
PANJI MULYAMAN
NIM : 13021008
INTISARI*)
Laju pertumbuhan penduduk Indonesia yang begitu cepat harus diimbangi
dengan peningkatan produksi komoditas ternak sebagai sumber protein hewani.
Salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan
pemeliharaan ternak ruminansia kecil di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui potensi wilayah Kecamatan Ambal untuk pengembangan ternak
domba. Materi yang digunakan yaitu 61 responden dengan mengambil 100 % yang
memelihara ternak domba dengan pengalaman beternak tidak dibatasi. Variabel
yang diamati dalam penelitian ini adalah produktivitas ternak, produktivitas pakan,
sosial budaya dan kondisi alam. Semua data yang diperoleh ditabulasi dan diratarata kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan banwa
sebagian besar responden memiliki pekerjaan pokok petani dengan umur yang
berada dikisaran produktif. Responden memelihara domba hanya sebagai usaha
sampingan dan tabungan. Semua responden mengawinkan dombanya secara alami
dengan rata-rata umur pertama dikawinkan 9,97 bulan. Umur pertama kali beranak
di Kecamatan Ambal rata-rata 15,46 bulan. Kecamatan Ambal kekurangan hijauan
makanan ternak sebesar 1.701,52 ton Bk/th berarti Kecamatan Ambal kelebihan
ternak sebesar 517,52 UT atau 3.699,71 ekor domba. Dengan melihat kecukupan
pakan dan daya dukung wilayah maka Kecamatan Ambal belum bisa untuk
pengembangan ternak domba.
Kata kuci : Domba, Populasi, Pengembangan, Kecamatan Ambal
*) Intisari Skripsi Sarjana Peternakan, Fakultas Agroindustri, Universitas Mercu
Buana Yoyakarta, 2017.v
ANALYSIS OF COAST REGION POTENTIAL FOR SHEEP
DEVELOPMENT IN AMBAL SUB DISTRICT KEMUBEN REGENCY
By :
PANJI MULYAMAN
NIM : 13021008
ABSTRACT*)
The increasing population of Indonesian people must be in balance with the
increasing of production animal commodity as a source of animal protein for them.
One of the alternatives to full the demand was be rearing small ruminant in the
village. The research was conducted to investigate the potential of Ambal
subdistrict for sheep development. Materials used were 61 respondens with taking
100 % respondens have a sheep and expewere rearing animal was not limited. The
observed variabels were productivity, social, culture and environment. The data
were tabulated and meaned then analized descriptively. The result showed that most
of the responded have main job as a farmer with a productivity age. Respondens
usually rearing sheep as a side job and as a saving. All respondens rear their sheeps
naturally, with first matting 9,97 months. The age of sheeps for the first born in
Ambal subdistrict meaned 15,46 months. Ambal subdistrict was deficiency of
roughags 1.701,52 ton DM / year, this Ambal subdistrict over sheeps 517,52 AU or
3.699,71 tail animal. By seeing feed sufficient and regency support Ambal
subdistrict cound’nt be development for sheep rearing.
Key words : Sheep, Population, Development, Ambal Subdistrict
*) Abstract From Thesis of Animal Husbandry Degree, Faculty of Agroindustry,
University of Mercu Buana Yogyakarta, 2017.