Slamet, Agus and Kanetro, Bayu and Tamaroh, Siti (2021) Laporan Akhir Pengabdian Pada Masyarakat: Peningkatan Mutu Dan Pengelolaan Usaha Pada Kelompok Usaha Jamu Tradisional Jati Husada Mulyajudul Pengabdian Peningkatan Mutu Dan Pengelolaan Usaha Pada Kelompok Usaha Jamu Tradisional Jati Husada Mulya. Project Report. Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Yogyakarta.
Agus Slamet_Laporan Akhir Pengabdian kepada Masyarakat_2021.pdf
Download (9MB) | Preview
Abstract
Kelompok pengrajin jamu tradisional yang ada di Dusun Sengon Watu dan
Sengon Madinan ada 40 orang pengrajin. Kelompok usaha jamu tradisional dengan
nama Jati Husada Mulya semua anggotanya ibu-ibu. Produksi jamu dilakukan secara
turun temurun dari orangtuanya diteruskan kepada anak cucunya khususnya yang
perempuan. Para pengrajin jamu menjadikan usahanya sebagai mata pencaharian
utama keluarga dalam membantu ekonomi keluarga. Sebagian besar suami dari para
pengrajin adalah petani dan pekerja proyek. Ada dua jenis jamu yang diproduksi dan
dipasarkan yaitu jamu cair dan instan dalam bentuk serbuk. Jamu cair yang diproduksi
antara lain: kunir asam, brotowali, uyup-uyup, beras kencur, temu lawak. Sedangkan
jamu yang berbentuk serbuk adalah: jahe wangi, temu lawak, dan secang.
Setiap pengrajin memproduksi dan memasarkan jamu dalam jenis yang sama
yang membedakan adalah daerah pemasarannya. Pengrajin jamu mempunyai daerah
pemasaran dan pelanggan sendiri-sendiri dan sesuai kesepakatan bahwa daerah/dusun
tertentu untuk wilayah pengrajin tertentu pula. Jadi tidak terjadi persaingan dalam
pemasaran produk jamu. Daerah pemasaran jamu tradisional antara lain: Bantul,
Sleman, Kulon Progo dan Kodya Yogyakarta. Para pelanggan jamu tradisional adalah
ibu-ibu, dewasa dan anak-anak. Jamu tradisional yang berbentuk cair telah memiliki
sertifikat P-IRT sejak 2012yang diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Yogyakarta. Adapun jamu tradisional yang berbentuk serbuk saat ini sedang proses
pengajuan izin BPOM Yogyakarta. Pengurusan izin BPOM saat ini masih banyak
kekurangan tentang tata letak ruang produksi dan higienitasnya.
Jamu tradisional yang dipasarkan mengingat ada 40 pengrajin, daerah
pemasaran yang luas dan pelanggan yang banyak mulai dari anak-anak hingga
orangtua, sehingga diperlukan jaminan keamanan jamu dan higienisnya. Untuk itu
diperlukan penyuluhan dan pendampingan pada para pengrajin jamu agar jamu yang
diproduksi memenuhi syarat keamanan dan higienitasnya. Di samping itu perlu2
pendampingan agar izin BPOM untuk jamu tradisional yang berbentuk serbuk segera
terbit.
Pelatihan dan penyuluhan serta pendampingan pada kelompok pengrajin jamu
tradisional Jati Husada Mulya telah dilakukan oleh tim Pengabdian kepada Masyarakat.
Pelatihan dan penyuluhan yang dilakukan adalah tentang sanitasi bahan, proses dan
pengemasan. Pendampingan yang dilakukan pada kelompok yang sudah dilakukan
adalah tentang desain tata letak ruang produksi, sanitasi ruang dan lay out proses
produksi serta sanitasi pekerja/pengrajin. Hasil penyuluhan dan pelatihan yang dicapai
adalah: kesadaran para pengrajin tentang keamanan dan higienitas jamu yang
diproduksi bagi keamanan dan kesehatan para konsumennya. Ruang produksi jamu di
”Omah Jamu” sudah tertata rapi sesuai dengan ketentuan BPOM. Sanitasi ruang
tentang kebersihan, penerangan dan sirkulasi udara telah sesuai dengan ketentuan.
Item Type: | Monograph (Project Report) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Agroindustri > Program Studi Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | Perpustakaan UMBY |
Date Deposited: | 25 Jan 2022 01:49 |
Last Modified: | 25 Jan 2022 01:49 |
URI: | http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/id/eprint/14317 |