Hubungan Perilaku Kemalasan Sosial Dengan Tingkat Produktivitas Kerja Karyawan

Karyawan yang produktif merupakan aset penting suatu perusahaan yang juga menjadi aspek yang paling berpengaruh terhadap produktivitas dan tercapainya tujuan perusahaan. Namun dalam lingkungan kerja, terkadang pekerjaan kelompok tidak bisa dihindarkan. Hal ini dapat menimbulkan kecenderungan karyawan untuk mengurangi usaha saat mengerjakan pekerjaan kelompok tersebut yang secara langsung menimbulkan rasa malas, sehingga mengurangi produktivitas kerja karyawan. Situasi inilah yang disebut dengan kemalasan sosial. Penelitian ini ditujukan agar dapat mengetahui hubungan antara perilaku kemalasan sosial dengan tingkat produktivitas kerja karyawan. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Subjek pada penelitian ini adalah karyawan di perusahaan produksi dan memiliki pengalaman bekerja minimal 6 bulan yang berjumlah 94 orang dan sedang terlibat di dalam sebuah pekerjaan kelompok. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala produktivitas kerja dan skala kemalasan sosial. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi product moment dari Karl Pearson. Hasil analisis data menunjukkan bahwa hasil uji hipotesis diperoleh (rxy) = -0,628 dengan p = 0,000 (≤ 0,050). Artinya bahwa terdapat hubungan yang negatif antara perilaku kemalasan sosial dengan tingkat produktivitas kerja karyawan. Diterimanya hipotesis penelitian ini ditunjukkan dengan hasil koefisien determinasi (R²) kemalasan sosial sebesar 39,4% terhadap produktivitas kerja, dan sisanya sebesar 60,6% dipengaruhi oleh faktor lain seperti keterampilan, hubungan atasan dengan bawahan, efisiensi waktu, dan kewiraswastaan; pelatihan, dan juga mental dan fisik karyawan.