HUBUNGAN ANTARA SELF-COMPASSION DAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN KONFLIK PEKERJAAN-KELUARGA PADA GURU WANITA YANG MENIKAH

Berprofesi sebagai guru merupakan tantangan yang besar sebagai seorang
wanita, karena harus menyelaraskan peran sebagai guru dalam pekerjaan dan
sebagai ibu dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara Self-compassion dengan konflik pekerjaan-keluarga dan hubungan antara
dukungan sosial keluarga dengan konflik pekerjaan-keluarga pada guru wanita
yang menikah. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan negatif antara Selfcompassion dengan konflik pekerjaan-keluarga pada guru wanita yang menikah,
serta ada hubungan negatif antara dukungan sosial keluarga dengan konflik
pekerjaan-keluarga pada guru wanita yang menikah. Subjek dalam penelitian ini
berjumlah 82 subjek dengan karakteristik sebagai guru wanita yang sudah
menikah, memiliki anak minimal satu dengan usia anak terkecil dibawah 12
tahun, dan masih memiliki orang tua. Metode pengambilan data dilakukan
menggunakan skala konflik pekerjaan keluarga, skala Self-compassion , dan skala
dukungan sosial keluarga. Teknik analisis data yang dilakukan yaitu analisis
product momment (pearson correlation). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh
koefisien korelasi
rxy = -0,357 (p < 0,010) menunjukan adanya hubungan negatif
antara Self-compassion dengan konflik pekerjaan-keluarga pada guru wanita yang
menikah. Selain itu, diperoleh koefisien korelasi rxy = -0,252 (p < 0,050)
menunjukan adanya hubungan negatif antara dukungan sosial keluarga dengan
konflik pekerjaan-keluarga pada guru wanita yang menikah. Diterimanya kedua
hipotesis ini menunjukan koefisien determinasi (R²) = 0,127 yang berarti variabel
Self-compassion memberikan sumbangan efektif sebesar 12.7% terhadap konflik
pekerjaan-keluarga, dan koefisien determinasi (R²) = 0,064 yang berarti variabel
dukungan sosial keluarga memberikan sumbangan efektif sebesar 6,4% terhadap
konflik pekerjaan-keluarga.