PENGARUH DOSIS LIMBAH KOPI DAN MACAM DEKOMPOSER TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG

Kentang merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Kerinci.
Sejauh ini, petani umumnya menggunakan pupuk kimia sintetis meskipun di
wilayah pegunungan ini juga terdapat banyak limbah organik salah satunya kulit
kopi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui efektivitas pemberian kompos
limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan beberapa jenis dekomposer.
Penelitian dilaksanakan di Kayu Aro Barat, Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi,
bulan Maret – Mei 2019 di ketinggian tempat > 1000 mdpl. Rancangan penelitian
ini adalah faktorial yang disusun dalam rancangan acak kelompok lengkap dengan
dua faktor ditambah kontrol (pupuk kimia rekomendasi). Faktor pertama adalah
dosis kompos limbah kulit kopi yang terdiri dari 3 taraf (5 ton/Ha, 10 ton/Ha, 15
ton/Ha), dan faktor kedua adalah ragam dekomposer (MOL Bonggol Pisang, EM4
dan Trikoderma). Data yang diamati kemudian dianalisis menggunakan uji sidik
ragam, yang jika terdapat perbedaan signifikan kemudian dilanjutkan dengan uji
Duncan’s Multiple Range Test taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
efektifitas limbah kulit kopi yang difermentasi menggunakan beragam
dekomposer belum memberikan pertumbuhan dan hasil seefektif pupuk kimia,
tidak ditemukan juga adanya interaksi antar kedua faktor. Meski demikian, dosis
limbah kopi 10 ton/Ha dan dekomposer EM4 menghasilkan bobot umbi kentang
yang tidak berbeda signifikan dengan perlakuan kontrol.