BOBOT BIOMASSA DAN NILAI PANAS RUMPUT GAJAH (PENNISETUM PURPUREUM. CV KING GRASS) PADA FREKUENSI PENYIRAMAN DAN WAKTU TEBANG BERBEDA DI LAHAN PASIR PANTAI

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penyiraman dan waktu
tebang yang tepat sehingga menghasilkan biomassa dan nilai panas rumput gajah
(Pennisetum purpureum.cv) yang paling besar. Penelitian ini dilakukan dilahan pasir
pantai bugel, 1000 meter dari garis pantai. Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulonprogo
pada bulan Juni sampai Oktober 2011. Penelitian ini merupakan percobaan lapangan
menggunakan rancangan faktorial 2x3 dalam split- plot design (rancangan petak terbagi).
Faktor I adalah frekuensi penyiraman (F) sebagai petak utama yang terdiri atas 2 aras
yaitu 1 kali sehari (F1) dan 2 kali sehari (F2). Faktor kedua adalah saat tebang (T)
sebagai anak petak yang terdiri atas 3 aras yaitu 10 mst (T1); 14 mst (T2) dan 18 mst
(T3), sehingga terdapat 6 kombinasi perlakuan, tiap perlakuan diulang 3 kali. Seluruh
data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dengan analisis varians taraf 5%.
Bila terdapat pengaruh nyata perlakuan, analisis dilanjutkan dengan Duncan´s Multiple
Range Test (DMRT) taraf 5%, untuk mengetahui perbedaan antar rerata perlakuan.
Terdapat interaksi yang nyata antara frekuensi penyiraman dengan umur tebang terhadap
jumlah tunas rumput gajah. Interaksi yang nyata terdapat pada umur tebang 18 mst,
ditunjukkan dengan jumlah tunas yang lebih banyak pada tanaman yang disiram dua kali
sehari. Kesimpulan bobot biomassa dan nilai panas tertinggi dicapai oleh tanaman rumput
gajah yang ditebang pada umur 14 mst, yaitu 166,67 ton/ha dan 223388,55 kal. Secara
umum frekuensi penyiraman tidak berpengaruh nyata pada semua parameter
pertumbuhan. Penyiraman satu kali sehari sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan air
tanaman rumput gajah dilahan pasir pantai.