PERTUMBUHAN BERBAGAI KLON JATI UMUR 10 TAHUN PADA DUA JARAK TANAM DI GUNUNG KIDUL

Jarak tanam merupakan salah satu bagian penting dalam kaitannya dengan
kegiatan silvikultur. Permasalahan yang dihadapi yaitu penentuan jarak tanam
yang tepat guna memaksimalkan kinerja pertumbuhan jati. Selain itu salah satu
faktor yang kuat dalam mempengaruhi pertumbuhan selain jarak tanam yaitu
materi genetik yang dimiliki oleh tanaman itu sendiri. Penggunaan jarak tanam
yang tepat dan penggunaan bahan tanam dengan materi genetik yang baik akan
menghasilkan pertumbuhan jati yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan jarak tanam yang lebih tepat dari dua variasi jarak tanam serta
mengetahui klon jati yang memiliki pertumbuhan terbaik saat umur 10 tahun di
Gunung Kidul. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan
tersarang (Nested Design) dengan dua faktorial. Faktor utama adalah jarak tanam
yang terdiri dari (2 m x 6 m ) dan (3 m x 3 m). Faktor kedua adalah 12 klon jati
saat berumur 10 tahun (klon 1-5 berasal dari Cepu dan klon 6-12 berasal dari
Madiun). Semua perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Hasil penelitian menunjukan
bahwa penggunaan jarak tanam yang berbeda tidak memberikan pengaruh yang
nyata pada pertumbuhan 12 klon jati saat berumur 10 tahun, diduga bahwa faktor
genetik lebih berpengaruh dalam menentukan pertumbuhan jati. Sedangan untuk
klon 1 asal Cepu memberikan volume batang terbesar dibandingkan klon jati yang
lain di jarak tanam (2 m x 6 m), sehingga prospektif untuk dibudidayakan di
Gunung Kidul