PROSES PENEMUAN MAKNA HIDUP ORANG DENGAN LUPUS

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif untuk menggambarkan
pengalaman partisipan dalam menemukan makna hidup dengan menggunakan
konstruksi teori meraih hidup bermakna dari Bastaman. Partisipan penelitian ini
adalah 2 orang dengan lupus (odapus/berpenyakit SLE) dengan diagnosis lupus
lebih dari 6 tahun. Pengumpulan data utama dilakukan dengan metode
wawancara mendalam. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa kedua partisipan
mengalami ketidakbermaknaan hidup karena penyakit lupus. Proses penerimaan
diri dan pengubahan sikap kedua partisipan dipengaruhi oleh faktor dukungan
sosial, keagamaan, kualitas insani, aktivitas dan figur panutan. Makna hidup
kedua partisipan berpusat pada keagamaan dan kestabilan kesehatan. Komitmen
partisipan adalah meningkatkan ibadah, berperan dalam masyarakat dan
menjaga kesehatan. Kegiatan terarah yang dilakukan partisipan adalah
mengkonsumsi suplemen, dan melaksanakan nilai kreatif/bekerja. Penghayatan
hidup bermakna partisipan adalah bertambahnya kedewasaan, rasa syukur,
keimanan, kesehatan dan kebahagiaan karena menginspirasi orang lain.
Partisipan EN memiliki harapan bisa sembuh dan normal di masa depan.
Tantangan partispan selama proses penemuan makna hidupnya adalah usaha
yang berat dalam penerimaan diri, keterbatasan fisik, trauma dan rasa kecewa,
rasa bersalah serta proses pengelolaan emosi.