LAPORAN TUGAS AKHIR PRODUKSI FILM DOKUMENTER GREBEG KERATON YOGYAKARTA : Simbol Akulturasi Islam dan Jawa Yang Semakin Terlupakan

Juniawan, Wahyu (2016) LAPORAN TUGAS AKHIR PRODUKSI FILM DOKUMENTER GREBEG KERATON YOGYAKARTA : Simbol Akulturasi Islam dan Jawa Yang Semakin Terlupakan. Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

[thumbnail of FULL TEXT] Text (FULL TEXT)
Laporan Tugas Akhir Dokumenter Grebeg Final.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Di masa modern ini, prosesi Grebeg hanya dimaknai sebagai atraksi pariwisata
semata. Banyak kalangan masyarakat Yogyakarta sekarang yang tidak lagi paham makna,
dan filosofi yang tersimpan dalam prosesi Grebeg. Jika kita menilik ke belakang, prosesi
Grebeg pada awalnya diadakan dengan maksud yang luhur, tidak hanya dalam konteks syiar
agama Islam semata, namun Grebeg merupakan sebuah ajaran yang disamarkan menjadi
kode-kode penting, dibalik setiap rinci prosesinya.
Mengapa ajaran itu tidak gamblang, dan harus di sajikan dalam kode-kode, dimana
tidak setiap manusia memahaminya?Analogi termudah adalah ketika kita belajar matematika,
kita tidak hanya menghafal 10 x 5 hasilnya 50, namun yang terpenting adalah bagaimana
proses atau cara 10 x 5 bisa menjadi 50. Artinya nenek moyang kita mengajarkan sesuatu
bukan instan untuk mencapai hasil, karena hasil instan hanya akan membuat manusia tidak
mengerti proses, sehingga akan menghasilkan manusia-manusia yang memahami secara
instan pula. Grebeg dan prosesi-prosesi masyarakat Jawa lainnya, terutama yang
berhubungan dengan Kraton, selalu mengajarkan proses dan bukan hasil. Bedanya seperti apa
mengajarkan melalui proses dan mengajarkan dengan cara instan, serta mementingkan hasil?
Mudah saja. Kita bisa melihat kondisi saat ini, dimana media internet yang diikuti booming
media sosial, membuat banyak manusia dengan seenaknya sendiri memahami agama, dan
menyebarkan kebencian kepada orang lain yang tidak sepaham. Hal ini terjadi karena banyak
diantara jenis manusia seperti ini, hanya memahami agama secara instan. Banyak yang
memahami agama dengan cara “browsing”, lalu menyuplik ayat-ayat semaunya, tanpa mau
memahami esensi sebenarnya dari sebuah ayat kitab suci. Kemudian orang-orang
menyebarkan apa yang “dipelajarinya” tersebut kepada orang lain melalui media sosial.
Celakanya, kebanyakan audiensnya memiliki cara yang sama dalam belajar agama, yakni

Item Type: Thesis (Skripsi)
Subjects: H Social Sciences > HC Economic History and Conditions
Divisions: Fakultas Ilmu Komunikasi > Program Studi Ilmu Komunikasi
Depositing User: Ilmu Komunikasi UMBY
Date Deposited: 20 Nov 2024 06:18
Last Modified: 20 Nov 2024 06:18
URI: http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/id/eprint/21737

Actions (login required)

View Item
View Item