Budiarto, Sulistyo (2009) HARGA DIRI PADA REMAJA KOMUNITAS PUNK. Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
NASKAH PUBLIKASI.doc
Download (69kB)
Abstract
Keberadaan kelompok Punk sering memicu kontroversi di masyarakat, terkait dengan anggapan bahwa kaum Punk adalah kelompok anak nakal yang dekat dengan narkotika, seks bebas dan kekerasan. Kenyataan yang sulit dihindari adalah adanya beragam pandangan sinis dan negatif terhadap kelompok Punk, yang dapat mengakibatkan penolakan dan sikap meremehkan keberadaan kaum Punk. Sikap dari masyarakat tersebut juga dapat mempengaruhi pembentukan penilaian terhadap diri seorang anggota kelompok Punk, terutama remaja Punk yang secara psikologis masih dalam proses pertumbuhan dan pembentukan jati diri. Hal ini yang mendorong peneliti untuk mengetahui gambaran harga diri pada remaja komunitas Punk.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan wawancara serta observasi. Analisis data dilakukan dengan tahap–tahap, yaitu, : menulis transkrip wawancara, membaca transkrip, koding dan interpretasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Punkers memiliki ikatan kuat dengan kelompok atau masyarakat Punk. Para Punkers sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan di dalam pergaulan keseharian dalam komunitas Punk. Terdapat perbedaan cara pandang Punkers terhadap relasinya dengan orang lain di luar komunitas Punk. Sebagian subjek memahami keberhasilannya dalam menjalankan peran sebagai seorang Punker dan perannya sebagai anggota masyarakat. Disisi lain sebagian Punker juga meyakini nilai-nilai perlawanan terhadap budaya masyarakat mainstream akan lebih berarti ketika melepaskan diri dari ikatan-ikatan norma sosial dalam masyarakat, salah satunya dengan perilaku–perilaku anti sosial yang mereka tunjukan.
Mereka merasa senang dengan perbedaan yang dimiliki, perbedaan dalam penampilan, gaya hidup maupun pemikiran. Dandanan itu menjadi akan menjadi penguat resistensi, dalam artian dandanan tersebut akan menjadi alat memperkenalkan komunitas tersebut kepada orang lain sehingga banyak remaja di luar mereka yang kemudian menjadi tertarik menjadi Punkers karena dandanan mereka yang mencolok. Semangat DIY (Do It Yourself) yang artinya “lakukan sendiri” menjadi pendorong Punkers untuk hidup mandiri dalam memenuhi tanpa tergantung dengan orang lain. Punk sangat dominan dengan gagasan–gagasan perlawanan terhadap budaya mainstream.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Harga diri, Punk, Remaja |
Subjects: | B Philosophy. Psychology. Religion > BF Psychology |
Divisions: | Fakultas Psikologi > Program Studi Psikologi |
Depositing User: | Perpustakaan UMBY |
Date Deposited: | 20 Nov 2024 06:51 |
Last Modified: | 20 Nov 2024 06:51 |
URI: | http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/id/eprint/21747 |