HUBUNGAN KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN KECEMASAN TERHADAP KEMATIAN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik hubungan kebermaknaan hidup dengan kecemasan terhadap kematian pada penderita diabetes melitus. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah ada hubungan negatif antara kebermaknaan hidup dengan kecemasan terhadap kematian pada penderita diabetes melitus. Semakin tinggi kebermaknaan hidup maka akan semakin rendah kecemasan terhadap kematian pada penderita diabetes melitus. Sebaliknya, semakin rendah kebermaknaan hidup maka akan semakin tinggi kecemasan terhadap kematian pada penderita diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan pada 30 orang penderita diabetes melitus yang melakukan rawat jalan di RSUD Wonosari. Data penelitian diungkap dengan Skala Kebermaknaan Hidup dan Skala Kecemasan Terhadap Kematian. Data Kecemasan Terhadap Kematian memiliki sebaran data yang tidak normal maka untuk teknik analisis datanya digunakan analisis data non parametrik dari Spearman’s Rho. Berdasarkan analisis data diperoleh korelasi sebesar rxy = -0,315 (p<0,05) sehingga hipotesis yang diajukan dapat diterima. Berarti ada hubungan negatif yang signifikan antara kebermaknaan hidup dengan kecemasan terhadap kematian pada penderita diabetes melitus. Kontribusi variabel kebermaknaan hidup dalam menurunan tingkat kecemasan terhadap kematian pada penderita diabetes melitus sebesar 10% dan 90% lainnya diasumsikan dipengaruhi faktor lain, seperti usia, intergritas ego, religiusitas, dan kontrol diri. Berdasar hasil klasifikasi evaluatif skor kebermaknaan hidup dan hasil klasifikasi evaluatif skor kecemasan terhadap kematian pada penderita DM dapat disimpulkan bahwa subjek dalam penelitian ini cenderung memiliki kebermaknaan hidup yang tinggi dan memiliki tingkat kecemasan terhadap kematian yang cenderung rendah.