HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PEKERJAANKELUARGA DENGAN KEPUASAN PERKAWINAN PADA WANITA KARIER YANG SUDAH MENIKAH

Wanita karier yang sudah menikah seringkali memiliki dua tanggung jawab dalam pekerjaan maupun dalam keluarga yang akan berdampak pada kepuasan perkawinan. Dua tanggung jawab yang dijalankan dengan sekaligus dapat membuat wanita karier mengalami ketidakpuasan dalam perkawinan, karena waktu dan perhatian terfokus pada salah satu tanggungjawab, sehingga cenderung mengabaikan tanggungjawab yang lain. Dari permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konflik pekerjaan-keluarga dengan kepuasan perkawinan pada wanita karier yang sudah menikah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif antara konflik pekerjaan-keluarga dengan kepuasan perkawinan, dimana semakin tinggi konflik pekerjaan-keluarga maka semakin rendah kepuasan perkawinan, dan sebaliknya. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah Skala Konflik Pekerjaan - Keluarga (α=0,963) dan Skala Kepuasan Perkawinan (α=0,975). Partisipan yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 61 wanita karier yang sudah menikah dan memiliki anak. Teknik analisis data dilakukan melalui metode statistika korelasi product moment Karl Pearson. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh koefisien korelasi rxy sebesar -0,494 dengan p=0,000(p < 0,05). Hal tersebut menunjukan terdapat korelasi negatif antara konflik pekerjaan – keluarga dan kepuasan perkawinan pada wanita karier yang sudah menikah. Hasil koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa konflik pekerjaan - keluarga mempengaruhi kepuasan perkawinan sebesar 24,4% sisanya kepuasan perkawinan dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Berdasarkan temuan ini, maka dapat disimpulkan bahwa konflik pekerjaan-keluarga mempengaruhi kepuasan perkawinan, menekankan perlunya pemahaman dan dukungan bagi perempuan karier yang sudah menikah dalam mengelola konflik peran keluarga, dengan menekankan pentingnya kebijakan organisasi yang mendukung fleksibilitas kerja dan pemberdayaan untuk mengatasi tuntutan ganda ini secara efektif.