IMPLEMENTASI CORPORATE GOVERNANCE DAN PERAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH DALAM INSTANSI KEUANGAN ISLAM (STUDI KASUS PT BANK SYARIAH MANDIRI)

INTISARI

Penerapan tata kelola perusahaan di Instansi Keuangan Islam sangat penting karena dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan masyarakat terhadap Instansi Keuangan Islam khususnya Perbankan Syariah. Industri Perbankan Syariah yang merupakan bagian dari penopang sektor riil, memiliki kewajiban dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Dalam membangun kepercayaan masyarakat kepada Bank Syariah dan menjamin kepatuhan prinsip syariah, diperlukan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik.
Dalam penelitian ini mengambil sampel studi kasus pada Instansi Keuangan Islam Perbankan Syariah PT Bank Syariah Mandiri. Dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif menguraikan data dengan mendeskripsikan data sekunder yang diperoleh menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, kemudian data yang diperoleh diuraikan serta dikembangkan berdasarkan teori yang ada.
Karakteristik penerapan Tata Kelola Perusahaan pada Perbankan Syariah yaitu dalam kepatuhan entitas terhadap prinsip syariah, pemegang saham dan penyetor modal sementara, dan juga adanya komite Dewan Pengawas Syariah. Penerapan Tata Kelola Perusahaan PT Bank Syariah Mandiri berpedoman dan sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 Tentang Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Perbedaan karakteristik elemen Tata Kelola Perusahaan Perbankan Syariah dan Konvensional terletak pada penerapan Prinsip Syariah dalam etika dan kegiatan operasional Bank, Dewan Pengawas Syariah, Satuan Kerja Kepatuhan Syariah. Dewan Pengawas Syariah sebagai karakteristik Tata Kelola Perusahaan mempunyai peran yang sangat berpengaruh terhadap berjalannya operasional Bank maupun produk yang akan dikeluarkan PT Bank Syariah Mandiri apakah sesuai dengan fatwa DSN-MUI dan Prinsip Syariah.
Kata Kunci: Tata Kelola Perusahaan, Bank Syariah, Dewan Pengawas Syariah