HELP SEEKING BEHAVIOR PADA REMAJA KORBAN BULLYING

Sekolah sebagai salah satu wadah untuk mengembangkan potensi siswa, seharusnya mampu menciptakan atmosfir yang aman dan nyaman. Kenyataannya, sekolah justru terjadi bullying yang berdampak buruk bagi korban bullying. Help seeking behavior penting dilakukan bagi individu yang tidak mampu mengatasi permasalahan yang sedang dialami. Namun, tidak semua orang yang mengalami kesulitan dan tidak mampu menyelesaikan permasalahannya secara mandiri melakukan help seeking behavior. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian mengenai gambaran help seeking behavior pada remaja korban bullying. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan observasi. Prosedur pemilihan partisipan menggunakan metode purposive sampling dengan menentukan kriteria partisipan, yaitu remaja korban bullying yang melakukan help seeking behavior, berusia 15-18 tahun, siswa SMA/sederajat. Penelitian ini melibatkan 3 orang partisipan utama. Hasil temuan dari penelitian ini yaitu, ketiga partisipan mengalami bullying. Dampak bullying yang dialami ketiga partisipan yaitu menjadi pendiam, peka dan mengalami penurunan akademik. Proses help seeking behavior yang dilalui oleh ketiga partisipan dimulai dengan pengakuan dan pendefinisian terhadap masalah, keputusan untuk mencari bantuan dan pemilihan sumber bantuan. Hambatan dalam melakukan help seeking behavior ke sumber formal pada ketiga partisipan yaitu perasaan khawatir, ragu dan takut. Bantuan yang diterima oleh ketiga partisipan yaitu berupa saran, dukungan dan bimbingan konseling. Help seeking behavior berdampak positif bagi ketiga partisipan.
Kata kunci: Gambaran Help Seeking Behavior, Remaja Korban Bullying, Siswa