RESILIENSI PADA REMAJA PENYANDANG TUNADAKSA BUKAN BAWAAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui resiliensi pada remaja penyandang tunadaksa bukan bawaan. Subjek peneltian ini adalah 2 partisipan utama (AD dan AN) dengan kriteria remaja penyandang tunadaksa bukan bawaan. Penelitian ini menggunakan metode kuliatitatif dengan pendekatan studi kasus, dan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Hasil penelitian menunjukkan pasca kecelakaan kedua partisipan mengalami masa keterpurukan seperti merasa tidak berdaya, cemas terhadap masa depan, sensitif, sedih yang berkepanjangan, dan mengurung diri dari lingkungan. Kedua partisipan memiliki kemampuan dalam mengontrol emosi saat dihadapkan pada situasi menekan, mengendalikan dorongan, keinginan dan tekanan dalam diri, memiliki keyakinan dalam menyelesaikan masalah dimasa mendatang, serta memiliki empati baik meski telah mengalami pengalaman yang menekan dalam hidupnya. Adanya faktor internal dan eksternal yan melatarbelakangi resiliensi kedua partisipan yaitu pada partisipan AD dilatarbelakangi oleh struktur keluarga yang utuh, penghargaan dari lingkungan, dan menerima kejadian sebagai takdir, sedangkan partisipan AN kurang mendapat dukungan dari lingkungan, masih menganggap kondisinya sebagai akibat dari kesalahan orang lain, dan memiliki struktur keluarga tidak utuh (broken home).

Kata kunci : Resiliensi, Remaja, Tunadaksa Bukan Bawaan