HUBUNGAN ANTARA BERPIKIR KRITIS DENGAN LITERASI INFORMASI PADA MAHASISWA DALAM MENGHADAPI HOAKS DI INSTAGRAM

Sebagai media sosial dengan pengguna terbanyak kedua di Indonesia, instagram menjadi media bertukar informasi yang sangat ramai dan kompleks. Information overload, bias konfirmasi, dan bias popularitas menyebabkan mahasiswa sulit menentukan mana informasi yang akurat dan tidak akurat sehingga mudah termakan hoaks. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji secara empirik apakah hubungan antara berpikir kritis dengan literasi informasi pada mahasiswa dalam menghadapi hoaks di instagram. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif antara berpikir kritis dengan literasi informasi pada mahasiswa dalam menghadapi hoaks di instagram. Penelitian ini menggunakan Teknik purposive sampling yang melibatkan 91 mahasiswa pengguna aktif instagram dengan jumlah followers ≥1000 dan durasi penggunaan instagram per hari lebih dari 2 jam. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan teknik pearson correlation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara berpikir kritis dan literasi informasi dengan koefisen korelasi 0,632 (P=0,000) dan sumbangan efektif sebesar 40%. Maka, dapat menjadi individu yang information literate, mahasiswa sebagai pengguna aktif instagram harus dapat mempertahankan kemampuan berpikir kritisnya dengan cara tidak mudah percaya dengan informasi yang disebar di instagram begitu saja tanpa mempertanyakan terlebih dahulu dan mencari kebenaran dan kepastian informasi tersebut.