MK, Anggun Wahyuningsi (2022) WACANA MITOS & FATALITAS BUNUH DIRI DI FILM LAMUN SUMELANG (ANALISIS WACANA KRITIS TENTANG REPRESENTASI FENOMENA BUNUH DIRI DI KABUPATEN GUNUNG KIDUL DALAM FILM LAMUN SUMELANG PRODUKSI RAVACANA TAHUN 2019). Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
ABSTRAK.pdf
BAB I.pdf
BAB V.pdf
DAFTAR PUSTAKA.pdf
SKRIPSI FULL TEXT + BOOKMARK_ANGGUN WAHYUNINGSI MK. ABUDI.pdf
Restricted to Registered users only
Request a copy
NASKAH PUBLIKASI_MITOS & FATALITAS BUNUH DIRI PADA FILM LAMUN SUMELANG_ANGGUN WAHYUNINGSI MK ABUDI_190720443.docx
Abstract
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia, Gunungkidul memiliki tingkat bunuh diri 
tertinggi di Indonesia. Kabupaten Gunungkidul memiliki tingkat bunuh diri 9 per 100.000 
orang per tahun. Mitos Pulung gantung masih diyakini oleh sebagian masyarakat dan 
kerap dikaitkan dengan tingginya angka bunuh diri di Gunungkidul. Meski sebagian 
masyarakat lainnya lebih percaya bahwa fenomena bunuh diri dengan gantung diri terjadi 
karena berbagai sebab dimana hal ini digambarkan pada film Lamun Sumelang. Tujuan 
dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui wacana mitos dan fatalitas bunuh diri yang 
direpresentasikan dalam film Lamun Sumelang. Penelitian ini menggunakan teori analisis 
wacana kritis model Norman Fiairclough, sebab analisis wacana kritis adalah metode 
untuk melihat makna tersembunyi di balik sebuah teks, meskipun pada akhirnya 
menggunakan bahasa dalam teks untuk diperiksa, bahasa yang dianalisis tidak sama 
dengan bahasa yang dipelajari dalam pengertian linguistik tradisional dimana bahasa
dipelajari tidak hanya dari sudut pandang linguistik, tetapi juga dalam kaitannya dengan 
lingkungannya.
Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa Film Lamun Sumelang pada dasarnya 
memaknai mitos sebagai sebuah kepercayaan yang berkembang di masyarakat Gunung 
Kidul yang sebetulnya belum bisa dibuktikan secara ilmiah misalnya mitos pulung 
gantung yang ketika ia muncul maka pasti ada kejadian bunuh diri, meskipun demikian
namun hal ini sudah menjadi kultur budaya bagi masyarakat Gunung Kidul dimana 
kedatangannya berarti sebuah pertanda tidak baik. Sementara fatalitas bunuh diri dalam 
film Lamun Sumelang dimaknai sebagai rasa putus asa, kesepian, menyerah dengan 
keadaan tetapi juga fatalitas bunuh diri merupakan sebuah aktivitas yang masih 
mengharapkan hidup namun menginginkan seseorang memperhatikannya, mengerti 
bahwa ia sedang mengalami masalah.
| Dosen Pembimbing: | Narwaya, Tri Guntur | 
|---|---|
| Item Type: | Thesis (Skripsi) | 
| Uncontrolled Keywords: | Film Lamun Sumelang, Mitos dan Fatalitas Bunuh Diri, Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough | 
| Subjects: | H Social Sciences > HE Transportation and Communications | 
| Divisions: | Fakultas Ilmu Komunikasi > Program Studi Ilmu Komunikasi | 
| Depositing User: | Ilmu Komunikasi UMBY | 
| Date Deposited: | 18 Dec 2024 03:45 | 
| Last Modified: | 18 Dec 2024 03:45 | 
| URI: | https://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/id/eprint/17854 | 
