Media digital kini menjadi wadah untuk siapapun dalam berinteraksi. Media
digital berupa media sosial dapat mempermudah siapa saja untuk mencari kenalan,
memperluas hubungan pertemanan, dan bahkan untuk mencari pasangan. Namun yang
menjadi dasar suatu interaksi dapat berkembang ke tahap yang lebih serius ialah
kepercayaan. Tanpa adanya kepercayaan antara individu maka perkenalan melalui media
sosial itu bisa tidak berlanjut dan bahkan dua orang tersebut akan kembali menjadi orang
asing. Kepercayaan sendiri timbul karena adanya harapan dari diri seseorang sehingga
ketika hal tersebut didukung oleh sebuah tindakan maka harapan yang terpenuhi itu dapat
membangun kepercayaan antar individu.
Penelitian ini memanfaatkan jenis penelitian kualitatif yang dimana saya
melakukan observasi pada film The Tinder Swindler menggunakan analisis wacana kritis
model Fairclough. Penelitian ini akan menganalisis sebuah film mengenai bagaimana
makna kepercayaan tersebut dibangun di era digital. Pada film tersebut menampilkan
bagaimana kepercayaan dibangun melalui aplikasi tinder yang juga menjadi salah satu
perkembangan di era digital dalam memudahkan masyarakat untuk mencari pasangan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menginformasikan kepada publik bagaimana makna
kepercayaan itu dapat terbentuk di era digital saat ini.