Kasus intoleransi masih muncul di masyarakat. Kampanye-kampanye toleransi masih cukup jarang diselenggarakan. Program kampanye komunikasi dalam isu keberagaman ini memiliki maksud yaitu memberikan edukasi dan menumbuhkan sikap toleransi kepada masyarakat agar terhindar dari sikap ekstrimisme . Tujuan dari penelitian ini dilakukan yaitu untuk dapat mengetahui model komunikasi dalam kampanye isu-isu toleransi dan keberagaman oleh Solopos Institute dengan berpedoman pada model kampanye Nowak dan Warneryd. Penelitian ini menggunakan pendekatan secara kualitatif deskriptif. Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan observasi secara langsung dan wawancara yang mendalam dengan narasumber. Narasumber dari Project leader dan tim Solopos Institute. Temuan data dan analisis pembahasan dalam kampanye ini cukup terlihat bahwasanya kampanye komunikasi tentang isu toleransi ini menggunakan media secara langsung, media online seperti website dan portal berita, serta media sosial instagram. Berpedoman pada elemen model kampanye Nowak dan Warneryd efek yang diinginkan, persaingan komunikasi, objek, target, pesan, komunikator, saluran, dan perubahan efek yang terjadi. Dari model tersebut peneliti menemukan Solopos Institute sudah mempertimbangkan elemen-elemen terkait. Solopos Institute juga melaksanakan riset dan berdiskusi kepada stake holder terkait dalam perencanaan. Isi pesan yang disampaikan adalah memberikan edukasi tentang pentingnya sikap toleransi. Targetnya para pemuda dari berbagai latar belakang. Efeknya adalah adanya perubahan sikap menjadi lebih toleran kepada orang lain