Peningkatan model pekerjaan berbasis digital telah membawa perubahan
gaya hidup di kalangan Generasi Z, yang semakin mengutamakan fleksibilitas,
kesadaran ekologis, dan kemampuan untuk mengelola bisnis sampingan seperti
penjualan online. Tren ini mendorong perusahaan untuk mengembangkan
lingkungan kerja yang mendukung dan ramah lingkungan, serta nilai-nilai
organisasi yang sejalan dengan hal tersebut, guna meningkatkan kepuasan kerja dan
produktivitas. Penelitian ini didasarkan pada teori budaya organisasi (Hofstede,
1980a), yang menjelaskan bagaimana nilai dan norma dalam organisasi
mempengaruhi sikap karyawan di tempat kerja. Teori ini digunakan untuk
menjelaskan pengaruh Green Work Environment dan Green Organizational Culture
terhadap produktivitas dengan Green Job Satisfaction sebagai moderator yang
mencerminkan kepuasan kerja pada nilai-nilai lingkungan. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji dan menganalisis pengaruh Green Work Environment dan Green
Organizational Culture terhadap Employee Produktivity serta menganalisis peran
Green Job Satisfaction sebagai variabel moderator pada reseller online shop
karyawan swasta Generasi Z di Yogyakarta, Indonesia. Populasi dalam penelitian
ini adalah karyawan swasta Generasi Z di Yogyakarta yang bekerja sampingan
sebagai reseller oline shop, dengan jumlah polulasi tidak diketahui secara pasti.
Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus Lemeshow adalah 384 responden.
Namun, hanya 260 responden yang berhasil dikumpulkan melalui kuesioner daring
menggunakan Google Form dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu,
tenaga dan biaya. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Simple
Random Sampling dan Snowball Sampling. Analisis data di lakukan dengan
pendekatan Stuctural Equation Modeling (SEM) menggunakan perangkat lunak
SmartPLS versi 4. Uji outer model mencakup Convergent Validity dengan loading
factor dan Averge Variance Extracted (AVE), Discriminant Validity menggunakan
kreteria Fornel-Laker, serta uji rehabilitas dilakukan dengan mengukur Cronbach’s
Alpha dan Composite Reliability. Inner model digunakan untuk menguji hubungan
antar kontruk laten dengan kriteria t dan p. Kecocokan model dinilai melalui
Coefficient of Determination (R2), Predictive Relevance (Q2) dan Standardized
Rood Mean Square Residuan (SRMR). Pengujian hipotesis juga dilakukan
menggunakan SmartPLS untuk memastikan hubungan antar variabel dalam model
penelitian. Terdapat pengaruh signifikan Green Work Environment dan Green
Organizational Culture terhadap Employee Produktivity pada reseller online shop
karyawan swasta Generasi Z di Yogyakarta, dan dimoderasi oleh Green Job
Satisfaction. Implikasi teoritisnya adalah menambahkan indikator resilience dan job
enjoyment pada variabel Green Job Satisfaction untuk memperkuat hubungan
antara lingkungan kerja hijau, budaya organisasi hijau dan produktivitas karyawan
Generasi Z. Resilience mencerminkan kemampuan beradaptasi dengan system
kerja hemat energi, sejalan dengan dimensi uncertainty avoidance, sedangkan job
enjoyment menciptakan kenyamanan kerja sesuai dengan nilai femininity yang
menekankan kesejahteraan. Implikasi praktisnya adalah menekankan pentingnya
penyesuain strategi kerja ramah lingkungan dengan nilai budaya lokal, termasuk
menciptakan lingkungan kerja yang efesien, nyaman dan selaras dengan nilai
keberlanjutan. Budaya hijau yang didukung penugasan sesuai keahlian, pelatihan
xv
lintas budaya dan gaya kepemimpinan yang terbuka dapat membentuk tim yang
solid dan peduli lingkungan. Pendekatan ini tidak hanya mendorong efesiensi
energi dan kolaborasi tetapi juga meningkatkan kepuasan kerja hijau serta
produktivitas karyawan secara keseluruhan.