Freddy, Antonius Servasius (2021) PENINGKATAN PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA PEMUPUKAN LENGKAP LEWAT KETIAK PELEPAH. Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
ABSTRACT.pdf
Download (256kB) | Preview
BAB I.pdf
Download (273kB) | Preview
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (325kB) | Request a copy
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (478kB) | Request a copy
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (486kB) | Request a copy
BAB V.pdf
Download (27kB) | Preview
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Download (279kB) | Preview
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB) | Request a copy
SKRIPSI_FULLTEXT.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (2MB) | Request a copy
Abstract
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup cerah terutama sebagai penghasil devisa bagi negara. Luas pertanaman dan produksi tanaman kelapa sawit mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kegiatan pemupukan memberi kontribusi yang sangat tinggi dalam meningkatkan produksi dan kualitas produk yang dihasilkan, karena tanaman kelapa sawit sangat responsif terhadap pemupukan. Pemberian pupuk anorganik dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan hara yang tidak dapat disediakan oleh tanah. Unsur hara N, P, dan K merupakan tiga unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman kelapa sawit. Ketiga unsur hara tersebut dapat disuplai dari pupuk majemuk. Pupuk majemuk umum digunakan pada tahapan pembibitan dan tanaman belum menghasilkan (TBM). Contoh pupuk majemuk yang biasa digunakan di pembibitan kelapa sawit yaitu NPK Mg 15:15:5:4 dan NPK Mg 12:12:17:2. Sugiyanto menjelaskan aplikasi pupuk di pangkal pelepah muda bertujuan supaya hara lebih cepat sampai ke daun karena tempat masak tanaman adalah daun. Dengan bantuan uap air dan atau air hujan, pupuk di pangkal pelepah muda kelapa sawit lebih efisien karena pupuk tidak banyak yang terbuang. Misalnya jika pupuk diaplikasikan di tanah menghabiskan 10,0 kilogram per pokok per tahun, maka di pangkal pelepah muda cukup hanya 5,0 – 6,0 kg per pokok per tahun. Ini berarti kuantitas penggunaan pupuk lebih sedikit. Melalui teknologi ini fungsi ketiak pelepah diubah menjadi seperti akar.
Item Type: | Thesis (Skripsi) |
---|---|
Additional Information/Lokasi Hardcopy: | Perpustakaan UMBY Kampus 1 |
Uncontrolled Keywords: | Kelapa sawit, Pemupukan, Ketiak pelepah. |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Agroindustri > Program Studi Agroteknologi |
Depositing User: | Agroteknologi UMBY |
Date Deposited: | 15 Jun 2021 02:30 |
Last Modified: | 15 Jun 2021 02:30 |
URI: | http://eprints.mercubuana-yogya.ac.id/id/eprint/11647 |