Hubungan Antara Stres Akademik Dengan Ide Bunuh Diri Pada Mahasiswa Semester Akhir

Mahasiswa mempunyai peranan penting dalam mewujudkan pembangunan nasional. Untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1), seharusnya dapat ditempuh dalam waktu empat tahun atau delapan semester. Namun, tidak semua mahasiswa bisa lulus tepat waktu. Hal ini dapat membuat mahasiswa merasakan tekanan untuk segera menyelesaikan pendidikannya dan bahkan dapat membuat mahasiswa mengalami stres akademik. Apabila mahasiswa tidak bisa mengatasi stres akademik yang dialaminya tersebut, hal ini dapat berdampak buruk bagi psikologis mahasiswa dan membuat mahasiswa merasa putus asa. Pada beberapa kasus, bahkan ada mahasiswa yang melakukan tindakan bunuh diri karena tidak bisa mengatasi stres akademik yang dialaminya. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan stres akademik dengan pikiran atau ide bunuh diri pada mahasiswa semester akhir. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan positif yang signifikan antara stres akademik dengan ide bunuh diri pada mahasiswa semester akhir, sehingga stres akademik menjadi faktor yang mempengaruhi ide bunuh diri. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa dan mahasiswi yang berada di semester akhir, yaitu mahasiswa yang berada disemester delapan sampai empat belas. Metode pengumpulan data yang digunakan yakni skala ide bunuh diri untuk mengukur ide bunuh diri dan skala stres akademik untuk mengukur stres akademik. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa subjek penelitian memiliki ide bunuh diri yang rendah dan stres akademik yang sedang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara stres akademik dengan ide bunuh diri pada mahasiswa semester akhir.