HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN NOMOPHOBIA PADA REMAJA

Remaja merupakan konsumen paling tinggi dalam penggunaan smartphone. Saat
ini smartphone tidak lagi digunakan sebagai alat komunikasi saja, remaja
bermain smartphone untuk menghilangkan rasa tidak nyaman akibat kesepian
dengan cara mencari kesenangan dan membuat hubungan di dunia maya.
Tentunya hal ini akan menyebabkan penggunanya menjadi ketergantungan jika
terus-menerus menggunakan smartphone, yaitu mengalami nomophobia.
Nomophobia merupakan bentuk ketakutan dari seseorang ketika tidak dapat
mengakses atau menggunakan telepon genggam. Kesepian didefinisikan sebagai
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan hubungan intim
dengan orang lain, hubungan sosial dengan orang lain, serta perasaan memiliki
dan afiliasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kesepian
dengan nomophobia pada remaja. Subjek penelitian yang digunakan pada
penelitian ini berjumlah 100 responden remaja yang berusia antara 18 hingga 25
tahun. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu Skala
UCLA Loneliness Scale dan Skala Nomophobia Questionnaire atau NMP-Q.
Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan analisis korelasi Pearson
Product Moment yang dihitung dengan bantuan program Jamovi versi 2.2.
Hipotesis yang dihasilkan pada penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara
kesepian dengan nomophobia pada remaja, sehingga hipotesis pada penelitian ini
diterima. Hasil analisis pada penelitian ini diperoleh koefisien korelasi (rxy) =
0,202 dengan p <0,050. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
yang signifikan antara kesepian dengan nomophobia pada remaja. Koefisien
determinasi (R²) yang diperoleh dalam penelitian ini sebesar 0,041 yang artinya
variabel kesepian dapat mempengaruhi variabel nomophobia sebesar 4,1% dan
sisanya 95,9% dipengaruhi oleh faktor lainnya