HUBUNGAN ANTARA PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DENGAN SUBJECTIVE WELL-BEING PADA ANGGOTA DIREKTORAT SAMAPTA POLDA D.I.Y

Bekerja sebagai polisi merupakan pekerjaan yang dipenuhi dengan
pemicu stres yang tinggi dan peristiwa traumatis karena sering dihadapkan
dengan bahaya fisik serta menyaksikan peristiwa yang membahayakan orang
lain seperti kekerasan, situasi pelecehan dan melihat mayat. Kondisi
pekerjaan yang sulit dan berbahaya seperti itu dapat berpengaruh terhadap
kesejahteraan subjektif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
antara perceived organizational support dengan subjective well-being pada
anggota polisi Direktorat Samapta Polda D.I.Y. Hipotesis yang diajukan
adalah ada ada hubungan positif antara perceived organizational support
dengan subjective well-being pada anggota Direktorat Samapta Polda D.I.Y.
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 100 orang dengan karakteristik subjek
yaitu anggota Direktorat Samapta Polda D.I.Y yang berusia 19 – 58 tahun,
dan telah bekerja minimal 1 tahun. Metode pengumpulan data menggunakan
skala subjective well-being dan skala perceived organizational support.
Teknik analisis data menggunakan analisis korelasi Spearman-rho.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,749 (p <
0,050) yang berarti ada hubungan positif antara perceived organizational
support dengan subjective well-being. Maka dari itu, hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima, bahwa terdapat hubungan positif antara
perceived organizational support dengan subjective well-being pada anggota
polisi Direktorat Samapta Polda D.I.Y. Diterimanya hipotesis ini
menunjukkan nilai koefisien determinasi (R²) = 0,603 yang berarti
sumbangan efektif perceived organizational support memiliki kontribusi
sebesar 60,3% terhadap subjective well-being dan sisanya 39,7% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.