GAMBARAN SUBJECTIVE WELL BEING PADA PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN DALAM PACARAN

Kekerasan dalam pacaran terjadi diantara dua individu yang menjalin hubungan
pacaran. Pada sebagian besar kasus kekerasan dalam pacaran, kebanyakan
perempuanlah yang menjadi korban, baik korban yang teraniaya secara fisik
maupun psikis. Kekerasan dalam pacaran merupakan sikap mendominasi yang
dilakukan oleh salah satu pasangan dengan cara memaksa, menyakiti dan berbuat
tidak senonoh kepada pasangan. Bentuk kekerasan yang dialami diantaranya
kekerasan secara fisik, verbal/emosional, dan seksual. Kekerasan dalam pacaran
tentunya akan berdampak bagi korban yang bisa mempengaruhi subjective well
being pada individu. subjective well being merupakan suatu keadaan saat seorang
individu mengartikan dan mengevaluasi semua hal yang terjadi didalam
kehidupannya, baik melalui sisi kognitif maupun sisi afektif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran subjective well being pada perempuan
korban kekerasan dalam pacaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian berjumlah empat orang.
Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur dan observasi non
partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjective well being subjek IA,
DIME, dan AN telah terpenuhi setelah tidak berpacaran, sedangkan subjective well
being subjek WD belum terpenuhi karena terlibat kembali dalam hubungan yang
sama.