PENERAPAN EXCELLENCE COMMUNICATION THEORY PADA BIDANG KEHUMASAN LEMBAGA PENYIARAN RRI YOGYAKARTA DALAM MENJALANKAN KINERJANYA

Excellence Communication sangat penting dalam menentukan fungsi Humas yang ideal, di mana Humas memiliki kemampuan untuk mengelola strategi dan menjalankan komunikasi yang dinamis antara organisasi dengan publiknya, baik yang berada di internal maupun eksternal. Peran Humas yang ideal akan mendukung organisasi dalam mencapai tujuan dan keberhasilan organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat sejauh mana peran Humas di RRI Yogyakarta telah mengimplementasikan prinsip-prinsip Excellence Communication yang dikembangkan oleh James Grunig dalam Excellence Theory. Excellence Communication terdiri dari tiga bulatan yang saling berkaitan yaitu Knowledge Core, Shared Expectation, dan Participative Culture. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Excellence Communication sudah diterapkan di Humas RRI namun memang belum sepenuhnya sempurna. Pada aspek Knowledgce Core Humas RRI telah memenuhi seluruh aspek tersebut yakni pengetahuan untuk menjalankan peran manajerial, dan komunikasi dua arah. Pada peran manajerial Humas menjalankan pengetahuan untuk melakukan riset, manajemen strategis dan operasional, pengetahuan negosiasi, persuasi, dan public informatif. Kemudian selain menjalankan peran manajerial Humas RRI juga melakukan komunikasi dua arah, yakni komunikasi simetris dan komunikasi asimetris. Komunikasi dua arah tersebut dilakukan tergantung pada keadaan dan situasi yang sedang terjadi di lembaga RRI. Aspek kedua yang dijalankan oleh Humas RRI yaitu Shared Expectation atau harapan bersama dengan koalisi dominan. Pada aspek ini, terdapat empat poin yang menjadi pendukung terhadap penerapan Excellence Communication yakni, penghargaan yang diberikan koalisi dominan terhadap komunikator, dukungan yang diberikan koalisi dominan terhadap komunikasi, kontribusi Humas terhadap perencanaan strategis, dan pelaksanaan komunikasi dua arah. Aspek terakhir yang mendukung implementasi Excellence Communication yaitu Participative Culture, yakni budaya organisasi partisipatif yang harus dilakukan di sebuah organisasi atau perusahaan. Peneliti menyarankan kepada pihak RRI Yogyakarta untuk meningkatkan jumlah sumber daya manusia, terutama pada bidang Humas, karena masih terdapat karyawan yang merangkap pekerjaannya akibat kurangnya sumber daya manusia.