KOMUNIKASI TERAPEUTIK PENYANDANG DISABILITAS : (STUDI DISKRIPTIF KUALITATIF KOMUNIKASI TERAPEUTIK GURU DENGAN ANAK TUNAGRAHITA DALAM MENUMBUHKAN SIKAP MANDIRI DI SLB BINA SIWI BANTUL)

Sikap mandiri anak dengan IQ dibawah rata-rata atau tunagrahita harus ditumbuhkan sejak dini supaya mereka tidak selalu bergantung dengan orang lain. Di SLB Bina Siwi ini menerapkan komunikasi terapeutik kepada anak-anak tunagrahita untuk dapat menumbuhkan sikap mandiri anak. 3 kharakteristik yang dipakai adalah keikhlasan, kehangatan serta empati. Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana cara guru untuk menumbuhkan sikap andiri dengan keikhlasan, empati dan juga kehangatan dari guru-guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ada metode deskriptif kualitatif dengan teknik wawancara dan observasi langsung ke SLB Bina Siwi Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat dan mendeskripsikan keberhasilan dari para guru mendidik anak tunagrahita sehingga mereka dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan yang mudah dan tidak bergantung dengan orang lain. Hasil dari penelitian ini menunjukkan anak-anak tunagrahita yang dapat menerapkan hasil dari pelajaran dan pendekatan guru-guru yang ada di SLB Bina Siwi. Hal ini di tunjukkan dar hasil wawancara dan observasi yang sudah dilakukan peneliti bersama dengan responden (wali murid dan juga guru). Sikap mandiri yang dimaksud contohnya adalah mandi sendiri, memakai baju sendiri, mengikat tali sepatu sendiri dan hal-hal lainnya.