PROSPEK PENGEMBANGAN TANAMAN GARUT DI BAWAH TEGAKAN HUTAN DI KECAMATAN PENGASIH KABUPATEN KULON PROGO

Garut (Maranta arundinacea L.) adalah salah satu tanaman umbi-umbian
sebagai sumber karbohidrat untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan
gandum. Garut selain sebagai sumber karbohidrat, juga sebagai tanaman
biofarmaka karena kandungan indeks glisemik yang rendah sehingga sangat
bermanfaat bagi penderita diabetes melitus. Di Kecamatan Pengasih Kabupaten
Kulon Progo pada umumnya garut dikembangkan sebagai tanaman sela di bawah
tegakan hutan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2014 sampai
Februari 2015. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prospek budidaya
tanaman garut di bawah tegakan hutan sebagai tanaman sela. Penelitian ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode survei dan purposive sampling
dipilihsebagaiteknik pengambilan sampel dengan 50 responden. Data sekunder 5
tahun terakhir yang dikumpulkan baik di tingkat Kabupaten Kulon Progo maupun
tingkat Kecamatan Pengasih menjadi bahan dasar analisis. Adapun data sekunder
yang dimaksud adalah: data produksi dan luas panen tanaman pangan sumber
karbohidrat, serta data produksi dan luas panen tanaman pangan umbi-umbian.
Analisis data menggunakan metode analisis deskriptif dan didukung analisis
kuantitatif yang terdiri dari LQ (Location Quotient), Pertumbuhan Regional,
Pertumbuhan Proporsional dan Analisis Spesialisasi. Hasil analisis menunjukkan
bahwa komoditas garut merupakan komoditas basis di Kecamatan Pengasih.
Berdasarkan analisis kuantitatif dan potensi lahan, potensi hasil serta
kemanfaatannya dapat disimpulkan bahwa tanaman garut memiliki prospek untuk
dikembangkan
sebagai
usaha
agroindustri
pedesaan
penganekaragaman pangan dan peningkatan pendapatan petani.