HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA PASANGAN YANG MENIKAH DI USIA DINI

Perceraian meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Angka perceraian tertinggi terjadi pada pasangan yang menikah pada usia dini. Penyesuaian perkawinan merupakan proses penting dalam rumah tangga dan menentukan apakah rumah tangga tersebut bertahan atau berakhir dengan perceraian. Proses penyesuaian diri dalam pernikahan membutuhkan kematangan emosi agar tidak salah dalam mengambil keputusan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kematangan emosi dengan penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah di usia dini. Hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif antara kematangan emosi dengan penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah pada usia dini. Subjek yang ikut dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri sebanyak 50 orang yang ciri-cirinya menikah pada usia maksimal 18 tahun bagi laki-laki dan usia maksimal 15 tahun bagi perempuan, serta lama perkawinan antara 1-10 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode pengumpulan data dengan skala kematangan emosi dan skala penyesuaian pernikahan. Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment (pearson correlation). Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi rxy = 0,856 dengan p < 0,010. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kematangan emosi dengan penyesuaian perkawinan pada pasangan yang menikah pada usia dini. Hipotesis ini diterima karena menunjukkan koefisien determinan (R2) = 0,732 atau 73,2%, artinya sumbangan efektif kematangan emosi terhadap penyesuaian perkawinan adalah sebesar 73,2%.