HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN PERILAKU BULLYING TERHADAP SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS

Empati merupakan kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain sedangkan perilaku bullying merupakan keadaan dimana serangkaian perilaku negatif dan seringkali agresif atau manipulatif yang dilakukan oleh satu orang atau lebih kepada orang lain yang terjadi dalam rentang waktu tertentu Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara empati dengan perilaku bullying terhadap siswa berkebutuhan khusus. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara empati dengan perilaku bullying yang artinya, semakin tinggi kemampuan empati maka perilaku bullying yang muncul akan semakin rendah terhadap siswa berkebutuhan khusus. Sebaliknya, semakin rendah empati maka perilaku bullying yang muncul akan semakin tinggi terhadap siswa berkebutuhan khusus. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 40 orang siswa-siswi dengan rentan umur 15-17 tahun yang bersekolah di sekolah inklusi Yogyakarta. Metode pengumpulan data menggunakan Skala perilaku bullying dan empati. Hasil analisis data dengan menggunakan metode statistik parametrik dengan teknik product moment dari Pearson yang menyatakan bahwa terdapat hubungan negatif yakni (rxy) = -0,258 (p<0,050) yang berarti semakin tinggi empati, maka semakin rendah perilaku bullying pada siswa berkebutuhan khusus. Sebaliknya, semakin rendah empati maka semakin tinggi juga perilaku bullying pada siswa berkebutuhan khusus. Hal ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Koefisien determinasi (R²) yang diperoleh sebesar 0,224 yang artinya variabel empati dapat mempengaruhi variabel perilaku bullying sebesar 22,4% dan sisanya 77,6% dipengaruhi oleh faktor lain.