SISTEM PAKAR UJI BUTA WARNAISHIHARA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Proses tes buta warna Ishihara pada umumnya dilakukan secara manual
menggunakan cetakan buku tes buta warna di mana warna plate Ishihara dapat
memudar seiring berjalannya waktu sehingga dapat terjadi salah penafsiran dalam
mengenali pola angka. Proses tes buta warna yang dilakukan oleh petugas medis
biasanya hanya mengandalkan memorypikiran, sehingga memungkinkan
terjadinya human error. Disamping itu jawaban dari pasien tidak pernah dicatat
oleh petugas medis, padahal dalam dunia kesehatan track record pasien sangat
penting guna menunjang keputusan selanjutnya.
Penggunaan buku Ishihara sebagai rule utama untuk pengambilan
keputusan, dan juga metode inferensi sebagai otak pengambilan keputusan sistem
pakar akan mempermudah penelitian ini. Dengan data pengujian yang
diperolehdan juga buku Ishihara sebagai acuan pakar maka akan diperoleh hasil
diagnosis buta warna, antara lain mata dengan penglihatan normal, deficiencies,
rare, dan juga abnormal.
Sistem pakar ini menghasilkan diagnosis buta warna yang dapat
digunakan untuk membantu menentukan buta warna berdasarkan tes yang
dilakukan dengan plate dan rule Ishihara. Hasil implementasi dari 32 data
pengujian sistem pakar buta warna yang dilakukan secara manual dan pengujian
buta warna menggunakan sistem pakar menunjukkan validasi 100%