PENERIMAAN DIRI PADA INDIVIDU YANG MENGALAMI PELECEHAN SEKSUAL

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri pada individu yang mengalami pelecehan seksual, termasuk bentuk penerimaan diri, proses penerimaan diri, faktor yang mempengaruhi, dan dampak pada korban pelecehan seksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi untuk memahami fenomena sosial melalui wawancara dan observasi. Data diperoleh dari individu yang pernah mengalami pelecehan seksual dan dianalisis dengan teknik reduksi data, display data, dan verifikasi data sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerimaan diri pada korban pelecehan seksual melibatkan proses yang kompleks dan bertahap. Korban awalnya mengalami perasaan benci dan marah terhadap diri sendiri, merasa diri kotor, dan ketakutan untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Seiring berjalannya waktu, mereka mulai menerima kenyataan bahwa mereka pernah menjadi korban pelecehan seksual, yang merupakan langkah awal dalam proses penerimaan diri. Faktor eksternal seperti dukungan dari lingkungan, teman, dan keluarga serta faktor internal seperti pemahaman bahwa mereka tidak sendirian dan upaya untuk berdamai dengan diri sendiri, sangat mempengaruhi penerimaan diri ini. Korban belajar untuk menerima masa lalu mereka sebagai pelajaran dan menjadi lebih hati-hati ke depannya. Proses ini juga melibatkan sosialiasi dengan orang lain dan menerima dukungan dari lingkungan yang membantu mereka berpikir lebih positif. Dampak positif dari penerimaan diri ini adalah korban mampu melawan rasa takut untuk mengenal lawan jenis, menjadi lebih ceria, dan menjalani hidup seperti orang pada umumnya. Mereka juga menunjukkan kemampuan untuk berpikir positif, tidak menarik diri dari lingkungan, dan tidak merasa tertekan seperti sebelum mengalami pelecehan seksual.