Kekerasan adalah hal yang tidak diinginkan banyak orang terjadi pada diri mereka, terutama jika kekerasan tersebut dilakukan oleh orang terdekat dalam keluarga. Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) memberikan dampak tidak hanya berupa luka fisik terlihat namun juga mempengaruhi psikologis setiap orang yang mengalami sehingga memunculkan perasaan kecewa dan tidak berdaya sehingga semakin terjebak dalam lingkaran siklus kekerasan tersebut. Selain itu, permasalahan lain bagi koban kekerasan dalam rumah tangga adalah stigma. kekerasan rumah tangga yang dianggap oleh masyarakat sebagai hal yang memalukan, sehingga para korban cenderung berusaha mandiri dengan permasalahan yang mereka hadapi. Agar dapat bertahan dalam hubungan keluarga dengan kekerasan membutuhkan resiliensi yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh psikoterapi positif dalammeningkatkan resiliensi pada wanita penyintas kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Partispan dalam penelitian ini adalah lima orang wanita berumur 24 – 43 tahun, masih dalam status pernikahan, dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga akibat kekerasan yang dilakukan oleh suami. Desain penelitian ini merupakan pra eksperimen dengan menggunakan satu grup partisipan dengan pengukuran sebelum dan sesudah intervensi. Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan Skala Resiliensi dan Positive Psychotherapy Inventory (PPTI). Dengan prosedur pengujian data secara statistic menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test, hasil uji memperlihatkan psikoterapi positif dapat meningkatkan resiliensi partisipan penelitian secara signifikan (z= -2.032, p< 0.05). Hasil intervensi dapat bertahan setidaknya selama satu minggu setelah intervensi. Secara klinis psikoterapi positif juga terbukti memberikan dampak terhadap resiliensi partisipan berupa perubahan kondisi pikiran yang lebih optimis, memunculkan afek positif, kepercayaan diri meningkat, memunculkan memori positif tentang kemampuan diri dalam menghadapi masalah.