Setiap orangtua memiliki gaya tersendiri untuk memberikan pola asuh terhadap anak. Pada praktiknya tidak semua pola asuh yang diterapkan kepada anak dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Sehingga pemberian pola asuh orangtua dapat menjadi salah satu faktor timbulnya masalah dalam pertumbuhan dan perkembangan anak yaitu stunting. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola asuh pada orangtua yang mempunyai anak stunting. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Jumlah responden sebanyak tiga orang ibu kandung yang mempunyai anak stunting dan tiga orang informan yang merupakan anggota keluarga atau saudara responden. Data dikumpulkan menggunakan wawancara semi terstruktur kemudian diperiksa kembali menggunakan observasi, sedangkan data anak stunting diperoleh menggunakan studi dokumentasi. Hasil analisis data menunjukan bahwa Ibu N dan Ibu E menerapkan interaksi komunikasi terhadap anak yang tidak efektif. Dukungan sosial teradap anak dilakukan oleh ketiga responden. Sedangkan dukungan emosi berupa rasa empati hanya diterapkan oleh Ibu D. Keunikan yang menjadi hasil penelitian ini adalah pada respond satu (Ibu D) muncul duka cita yang dialami ibu dan anak sepeninggalan ayah membuat hubungan antara keduanya kurang harmonis, responden dua (Ibu N) meyakini anak mengalami kesakitan diawal dua tahun kehidupannya karena gangguan makhluk halus, dan responden tiga (Ibu E) yang selalu diselimuti rasa bersalah terhadap anak A serta kelelahan karena harus mengasuh dua balita sekaligus.