Burnout pada umumnya sering terjadi pada karyawan dimana hal ini menyebabkan karyawan stress terhadap tuntutan perkerjaannya. Begitupun tuntutan tuntutan yang harus dihadapi ketika karyawan memiliki aktivitas lain selain bekerja yakni berkuliah. Problem focused coping adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mengurangi tuntutan yang memicu stress dengan meningkatkan sumber daya untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang menyebabkan stres tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan strategi problem focused coping dengan burnout pada karyawan yang studi lanjut strata satu (S1). Subjek pada penelitian ini yaitu karyawan yang sedang melanjutkan studi S1 yang berjumlah 69 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan dua skala sebagai alat ukur yaitu skala burnout (22 aitem α = 0,912) dan skala problem focused coping (23 aitem α = 0,918). Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment, didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara problem focused coping dengan burnout (rxy) = -0,677 dengan p = 0,000. Semakin tinggi kemampuan strategi problem focused coping maka akan semakin rendah burnout. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan strategi problem focused coping maka akan semakin tinggi tingkat burnout pada karyawan yang studi lanjut S1. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,485 yang menunjukkan bahwa variabel problem focused coping memberikan sumbangan efektif sebesar 48,5% terhadap burnout dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.