Masyarakat khususnya di Indonesia hanya mengenal dan meyakini dua jenis kelamin yaitu laki-laki dan perempuan. Namun pada kenyataannya ada laki-laki yang bersifat dan berperilaku seperti perempuan. Waria dianggap sebagai kaum minoritas. Sehingga ditemukan perlakuan dari masyarakat yang membuat waria tidak nyaman bahkan merasa terusik. Hal tersebut merupakan perilaku diskriminasi yang tentunya mengarah kepada hal negatif dan bersifat merugikan bagi sekelompok minoritas (waria). Sehingga tujuan pada penelitian ini yaitu ingin mengetahui siapa dan bagaimana bentuk-bentuk diskriminasi terhadap waria khususnya di Yogyakarta. Metode penelitian ini yaitu kualitatif fenomenologi dengan jumlah responden sebanyak 30 waria di Yogyakarta. Peneliti melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner online dengan bentuk deskriptif fenomenologi dan open-ended question atau pertanyaan terbuka. Keunikan dalam hasil penelitian ini bahwa sebanyak 30 waria di Yogyakarta telah mengalami diskriminasi atau dapat dikatakan bahwa seluruh subyek penelitian yang ditemukan telah mendapatkan diskriminasi. Diskriminasi ini datang dari berbagai macam pelaku dan bentuknya. Pelaku tersebut merupakan teman, keluarga, warga, rekan kerja dan pelayanan masayarakat. Waria di Yogyakarta menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan diskriminasi dalam berbagai bentuk seperti diskriminasi verbal, penghindaran, perlakuan, pengeluaran dan fisik.