Tanaman mint termasuk dalam keluarga Lamiaceae, dan merupakan salah satu
tanaman yang banyak dimanfaatkan minyak atsirinya. Tanaman ini tumbuh dan
tersebar luas di daerah tropis dan subtropis diseluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Minyak atsiri dari daun (Mentha arvensis L.) mengandung campuran senyawa
monoterpenoid yang banyak dimanfaatkan dalam bidang pengobatan, sebagai bahan
perasa, campuran parfum, pasta gigi dan kosmetik. Salah satu upaya intensifikasi
yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi dalam teknik budidaya dengan
setek adalah menggunakan zat pengatur tumbuh(ZPT). Salah satu ZPT yang tidak
terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah auksin. Auksin
sendiri merupakan ZPT atonik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap
(RAL) dengan 4 perlakuan yaitu (A) atonik 0,2 ml/l air, (B) atonik 0,4 ml/l air, (C)
atonik 0,6 ml/l air dan (D) kontrol atau tanpa atonik, dengan 3 ulangan. Setiap data
yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam, apabila terdapat beda nyatadilanjutkan
dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) taraf 5%. Hasil penelitianmenunjukkan
bahwa pemberian konsentrasi atonik berpengaruh nyata pada pertumbuhan tanaman
mint yaitu pada variabel pengamatan jumlah daun, jumlah tunas, panjang tunas,
diameter tunas, panjang akar, dan volume akar. Perlakuankonsentrasi atonik 0,4 ml/l
air memberikan pengaruh yang terbaik dibandingkandengan perlakuan konsentrasi
atonik yang lainnya.