Terjadinya peristiwa negatif di dalam hidup akan menimbulkan afeksi negatif dan
ketidakpuasan hidup khususnya bagi remaja yang pernah mengalami putus cinta. Hal ini
tentu mempengaruhi kesejahteraan subjektifnya sehingga dibutuhkan belas kasih diri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara belas kasih diri dengan
kesejahteraan subjektif pada remaja yang pernah mengalami putus cinta. Subjek dalam
penelitian ini berjumlah 121 orang, berusia 18 – 22 tahun, dan pernah mengalami putus cinta
dalam jangka waktu 3 – 6 bulan. Pengambilan data menggunakan skala belas kasih diri dan
skala kesejahteraan subjektif. Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi product
moment dari Karl Pearson. Hasil analisis data yang diperoleh menunjukkan nilai koefisien
korelasi (rxy) sebesar = 0,197 dengan p = 0,015 (p < 0,05). Diterimanya hipotesis dalam
penelitian ini menunjukkan koefisien determinasi (R²) sebesar 0,039. Hal ini berarti variabel
belas kasih diri memberikan sumbangan efektif sebesar 3,9% terhadap kesejahteraan
subjektif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang positif antara belas
kasih diri dengan kesejahteraan subjektif pada remaja yang pernah mengalami putus cinta.