Peristiwa perceraian dalam keluarga dapat mempengaruhi emosi remaja.
Perceraian orang tua juga dapat mengakibatkan remaja mudah terpengaruh
untuk melakukan kenakalan remaja, kekerasan, dan tindakan kriminal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran regulasi emosi pada remaja
dari keluarga yang bercerai. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan jenis penelitian fenomenologi. Metode pengambilan data dalam
penelitian ini menggunakan wawancara dan observasi dengan melibatkan tiga
partisipan utama yang merupakan remaja dari keluarga yang bercerai. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari lima strategi regulasi emosi yang
dilakukan oleh ketiga partisipan yaitu situation selection, attentional
deployment, dan response modulation. Sedangkan strategi regulasi emosi
situation modification tidak ditemukan pada ketiga partisipan, dan cognitive
change hanya dilakukan pada dua partisipan. Berdasarkan hasil penelitian
ketiga strategi regulasi emosi ini cukup memberi dampak besar dalam
mengurangi emosi negatif pada ketiga partisipan.