Pada masa dewasa awal, individu perlu menyelesaikan beberapa tugas perkembangan, termasuk mencari pasangan hidup, menemukan pasangan yang cocok, dan merencanakan kehidupan berkeluarga dimana berpacaran menjadi salah satu cara umum dilakukan untuk mengenal pasangan sebelum memutuskan untuk menikah. Dalam suatu hubungan pasti akan menghadapi suatu konflik, misalnya seperti adanya perselingkuhan. Korban perselingkuhan akan melewati proses regulasi emosi dengan beragam tahap, termasuk perilaku yang merugikan diri sendiri atau mengurangi emosi negatif. Sehingga diharapkan bagi korban perselingkuhan dapat meregulasi emosinya dengan baik dan tepat. Regulasi emosi merupakan cara individu mempengaruhi emosi yang dimiliki, kapan mereka merasakannya, bagaimana mereka mengalami atau mengekspresikan emosi tersebut. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui gambaran regulasi emosi korban perselingkuhan. Metode penelitian yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui observasi dan wawancara sebagai alat pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan ada lima proses regulasi emosi yang dilewati oleh partisipan dengan tahap yang berbeda yaitu situation collection, situation modification, attentional deployment, cognitive change, dan response modulation. Berdasarkan hasil penelitian proses regulasi emosi memberi pengaruh besar dalam mengurangi emosi negatif pada ketiga partisipan.