Ketiadaan figur ayah (fatherless) dapat memengaruhi berbagai aspek
perkembangan wanita, termasuk dalam hubungan romantis, baik secara fisik,
emosional, maupun psikologis, yang berdampak pada pola afeksi, kepercayaan,
serta keterikatan interpersonal. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan
dinamika hubungan romantis pada wanita fatherless di dewasa awal, dengan
pendekatan kualitatif menggunakan metode fenomenologi. Tiga partisipan berusia
20–30 tahun yang dipilih melalui teknik purposive sampling dilibatkan dalam
penelitian ini, dengan data yang dikumpulkan melalui wawancara semi-terstruktur
dan observasi terencana, lalu dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola
hubungan romantis akibat pengalaman fatherless. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa wanita fatherless memiliki pola hubungan romantis yang dipengaruhi oleh
pengalaman masa kecil mereka, seperti trust issue, ketergantungan emosional tinggi
pada pasangan, dan kesulitan dalam mengelola konflik, serta adanya kebutuhan
afeksi yang tinggi yang diwujudkan dalam pencarian validasi dari pasangan.
Namun, beberapa partisipan mampu mengembangkan mekanisme adaptif, seperti
selektivitas dalam memilih pasangan dan membangun hubungan berbasis
komunikasi yang sehat. Penelitian ini menekankan pentingnya peran ayah dalam
pembentukan pola afeksi dan keterikatan interpersonal pada wanita dewasa awal
serta dampak jangka panjang dari pengalaman fatherless dalam perkembangan
psikologis mereka.